Selasa, 31 Januari 2012
Acosys, Kerajaan ‘Software’ Sri Wahono
DI satu rental komputer, tahun 1996, Sri Wahono serius membuat software.
-----------
Rental komputer di Jalan Kopi, Gedongmeneng, ini saat itu masih sepi. Hanya beberapa mahasiswa saja yang menjadi teman Wahono. Saat itu, pria kelahiran Metro, tahun 1977, ini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil Unila. Namun, dia sudah bisa membuat beberapa program berbekal kemampuan Torbo Pascal.
Rental Kurnia Komputer menjadi saksi bisu bagaimana Wahono membuat sebuah softwarebisnis yang dinamakan Acosys. Acosys kemudian mengubah sejarah hidupnya.
Ketika itu, dia tidak pernah berpikir bahwa programnya bisa melasat bak meteor dan menjadi salah satu peranti lunak yang digemari kalangan dunia usaha.
Kini, program Wahono dipakai sekitar 1.744 perusahaan dari Sabang sampai Marauke. Berbekal program Acosys ini, Wahono berani mendirikan perusahaan Aztechsoft Internasional. Hingga 2012, perusahaannya sudah memiliki 23 diler atau mitra yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua Barat. Beberapa hotel berbintang empat pun memilih produk buatan warga Gunungterang, Bandar Lampung, ini.
Kesuksesan ayah tiga anak ini membuatnya dinobatkan sebagai Wirausaha Muda Terbaik 2011 untuk kategori kreatif oleh Bank Mandiri. Sebuah penghargaan bergengsi tingkat nasional yang diikuti ribuan pengusaha muda.
Perjalanan yang dicapai Wahono tidak mudah dan penuh liku-liku. Dia memulai bisnis dari nol. Setelah bisa membuat program, dia memutuskan untuk keluar dari Teknik Sipil Unila. Wahono lebih banyak bekerja serabutan dengan mengerjakan program-program pesanan perusahaan, seperti Telkom dan bank.
Meskipun penghasillnya pas-pasan, dia memutuskan untuk menikah di usia muda, 20 tahun. Ninuk Palupi menjadi pendamping hidupnya. Adanya pasangan membuat Wahono makin giat berusaha. Selain membuat software, dia dan Ninuk berdagang kelontongan di tempat indekos mahasiswa. Penjaga rental komputer pun digeluti untuk menambah penghasilan.
Komputer rental ini juga dipakai untuk membantu pekerjaanya membuat jasa program dan desain surat kabar lokal.
“Saya banyak buat program pesanan. Sejak membuat Acosys, saya putuskan hanya fokus pada satu software saja, tapi bisa digunakan oleh banyak kalangan,” kata Wahono.
Saat fokus pada satu program bisnis keterbatasan modal menjadi tantangan. Bahkan selama satu tahun merintis bisnis, Wahono hanya menggunakan laptop bekas dengan sumber energi dari aki karena lokasi tempat dia usaha belum tersentuh listrik.
Acosys merupakan sejenis program bisnis dan akuntansi yang bisa dipakai kalangan usaha, seperti hotel, supermarket, dan perusahaan berskala besar lainnya. Sekolah ternama Alzahar di Jakarta pun kini memakai Acosys.
Untuk mengembangkan programnya, Wahono menggali ilmu di Teknik Informatika Darmajaya sejak 1998 hingga 2002. Awalnya belum banyak yang mengenal program miliknya sehingga jarang sekali perusahaan yang pasang. Sepinya bisnis ini membuat dia berpindah-pindah profesi.
Sempat menjadi pemrogram di Lampung Post dan CP Prima. Dia pun ikut tes CPNS dan lulus menjadi abdi negara di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Lampung Selatan. Saat menjadi PNS, Wahono merasa tidak nyaman dan tidak sejalan dengan jiwanya. Dia pun memutuskan berhenti menjadi PNS dan mengembalikan SK-nya kepada Pemkab. ”Orang berebut jadi PNS, saya hanya tanah dua minggu saja,” kata dia.
Dia pun sempat melamar menjadi dosen Unila. Namun, ijazah STMIK-nya tidak bisa dijadikan syarat untuk mengajar di universitas. Lulusan STMIK tidak boleh mengajar di universitas.
Jiwa bisnis Wahono mendorong dirinya untuk kembali menekuni wirausaha. Dia pun mantap memilih jalan enterpreneur dengan memasarkan program ciptaanya. Perlahan tapi pasti,software-nya makin banyak dikenal dan dipakai kalangan dunia usaha.
Wahono menjelaskan program ciptaannya merupakan perangkat lunak bisnis paling lengkap dan fleksibel. Acosys bisa dipakai dengan program berbayar seperti Windows atau yang gratis seperti Linux. Konsumen juga bisa memilih fitur dan bahasa sesuai kebutuhan. Bahasa yang dipakai bisa Indonesia, Malaysia, China, Inggris, India, Rusia bahkan bahasa Jawa. Acosys bisa mengatur transaksi di teller, menghitung persediaan barang, menghitung aset, yang bermuara pada analisis bisnis. ”Bahkan bia membuat analisis kebijakan dan memperhitungkan untung dan rugi,” kata dia.
Wahono sempat tidak percaya diri dengan program yang sudah dibuat. Dia takut kalah bersaing dengan program yang jauh lebih hebat. Namun, keraguan itu hilang dengan mulai berminatnya perusahaan asing dari Malaysia dan Timur Tengah yang tertarik menggunakan Acosys.
Untuk mengembangkan perusahaannya, Wahono membangun pola mitra dengan pihak yang ingin membuka pelayanan Acosys di daerah. Mitra ini akan memelihara dan melayani serta memperbaiki setiap keluhan konsumen yang memakai Acosys di daerah lain. Para mitra dididik dan diberi pelatihan agar bisa melayani konsumen di daerah.
Kantor pusat CV Aztechsoft berada di Jalan Urip Sumoharjo, Bandar Lampung. Saat ini sudah ada kantor cabang di Jakarta sebagai penghubung layanan bisnisnya secara nasional. Jumlah karyawan tetap sudah mencapai 24 orang ditambah puluhan pegawai tidak tetap.
Perusahaan Wahono pun membuka pameran pada acara Wirausaha Muda Mandiri (WMM) di Jakarta Convention Center (JCC) pertengahan Januari lalu. Dari pameran selama empat hari itu, ada sebanyak 294 perusahaan yang prospek dan akan menjadi konsumen program Acosys. Dari pameran tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan mencapai Rp1,47 miliar.
Wahono mencita-citakan produknya bisa go international. Peluang ke arah tersebut sudah terbuka lebar. Dengan menjadi juara pada ajang WMM ini akan ada berbagai pameran yang dilakukan di luar negeri. Hal ini menjadi modal kuat untuk mulai menancapkan kuku di dunia bisnis internasional. ”Saya mau menunjukkan bahwa produk pemuda Indonesia bisa bersaing dengan program asing,” kata dia.
Bagi Wahono, dunia pemrograman menjadi peluang untuk membuat inovasi yang berkualitas. Untuk membuat sebuah program tidak butuh biaya besar. Dengan komputer atau laptop sederhana saja, bisa menghasilkan peranti lunak yang berkualitas asalkan inovatif dan kreatif. Untuk membuat alat eletronik atau mesin otomotif membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, itu tidak berlaku baku dunia pemrograman. Di dunia maya banyak sekali softwaregratis yang dipakai untuk membuat program canggih.
Software gratis ini tidak kalah dengan software yang mahal. Buktinya, dia sendiri membuat Acosys dengan program gratis dan justru membuat para kompetitor kaget. Perusahaan pemrograman yang bermodal besar justru tidak bisa membuat software seperti Acosys.
Dia menjelaskan perusahaan besar mengumpulkan ratusan pemrogram pintar untuk membuat sebuah software canggih untuk dipasarkan. ”Saya beda. Saya mengumpulkan ribuan kebutuhan konsumen untuk membuat sebuah software. Dari sinilah tercipta sebuah program yang mampu menjawab semua kebutuhan konsumen,” kata dia.
Label: Acosys, Akuntansi, Bank Mandiri, Software Perdagangan, WMM 2011
I LOVE YOU 15.59