Rabu, 19 Januari 2011
arti sebuah brand awareness
Dalam dunia pemasaran modern, manajemen perusahaan tidak cukup hanya memfokuskan diri untuk membuat suatu produk dengan brand platform yang kokoh, tetapi perlu juga menetapkan suatu harga
yang kompetitif untuk suatu merek, serta membuatnya terjangkau bagi pasar sasaran. Iklim persaingan yang ketat membuat manajemen pemasaran untuk mampu membuat merek produk mereka dapat dikomunikasikan pada pasar sasarannya. Dengan demikian, fungsi komunikator dan komunikan merek tidak dapat dihindarkan. Secara umum, komunikasi suatu merek memiliki tiga tujuan
utama yaitu:
1. Membangun serta meningkatkan brand awareness.
2. Memperkuat, memperjelas dan mempercepat pesan suatu merek.
3. Menstimulasi dan memotivasi target konsumen untuk melakukan aksi pembelian.
Brand Awareness sudah banyak diketahui pemasar. Namun menurut saya sering kali rancu, atau salah menafsirkan, ketika kita memasarkan sebuah produk baru, hambatan yang mungkin dihadapi adalah omset yang masih kecil. Seorang teman kerja saya dipanggil atasannya, "Kenapa omset kamu sedikit?", "Karena konsumen belum tahu dengan merek ini, pak!". Mungkin teman saya beranggapan bahwa konsumen belum tahu merek yang dipasarkan olehnya adalah Brand Awareness,, Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif : Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Kesadaran Merek (Brand Awareness) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Jadi,belum tahu (Recognition) atau belum sadar merek (unAwareness) ??.
Pengukuran Tingkatan kesadaran merek dapat dilakukan dengan melakukan survey kuesioner kepada target market konsumen kemudian secara berurutan dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila responden ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang pertama sekali disebutkan merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak responden.Contoh pertanyaan " Apakah Merek yang paling anda ingat? "
b. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan kepada setiap responden untuk menyebutkan tiga merek tertentu yang diingat dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari pertanyaan pengenalan merek, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut dalam ingatan. Contoh pertanyaan"Selain Merek yang anda sebutkan diatas, Merek apa lagi yang anda ingat?"
c. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek konsumen. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang langsung berhubungan dengan pengenalan merek tertentu. Dalam hal ini ini responden dibantu untuk memunculkan merek dalam ingatan responden melalui pertanyaan yang langsung berhubungan dengan suatu merek tertentu. Pertanyaan ini dapat membantu responden pada saat memilih suatu merek saat akan melakukan pembelian. Contoh pertanyaan "Apakah Anda mengetahui merek....... ......... ......... ...?(Merek yang kita pasarkan)"
d. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam kesadaran merek, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek yang kita pasarkan.
Setelah mengetahui tingkat kesadaran merek (Awareness) konsumen terhadap merek kita, kemudian kita dapat mengkategorikan respon konsumen terhadap merek kita. Dalam hal ini kita mengkaitkan aktifitas promosi yang kita lakukan, utamanya periklanan dengan respon konsumen terhadap merek kita. Respon konsumen diantaranya: Awareness(kesadaran terhadap merek), Comprehend (pemahaman isi pesan iklan oleh konsumen), Interest (ketertarikan terhadap produk), Intentions (minat untuk membeli), dan terakhir Action (tindakan pembelian nyata).
Respon konsumen menjadi kecil karena rendahnya respon konsumen terhadap suatu merek (poor response). Variasi rendahnya respon konsumen bisa disebabkan karena macam ? macam alasan, antara lain:
1. Low Awareness,
artinya kesadaran konsumen terhadap suatu merek sangat rendah, dengan kata lain, mind share (pangsa pikiran) konsumen sangat rendah. Hal ini biasanya disebabkan kesalahan strategi komunikasi pemasaran. Faktor penyebabnya antara lain: pemilihan media iklan yang tidak tepat, frekuensi penayangan iklan kurang banyak, dan eksekusi kreatifitas iklan yang kurang mengena.
2. Poor
Comprehension, artinya pemahaman konsumen pada suatu mereka sangat rendah. Fenomena ini biasanya disebabkan oleh kesalahan strategi komunikasi pemasaran. Dan faktornya biasanya adalah kurang cukupnya frekuensi penayangan iklan dan poor ad copy.
3. Low Interest,
artinya ketertarikan konsumen pada suatu merek sangat rendah. Fenomena ini biasanya disebabkan lemahnya positioning produk. Faktor penyebabnya, antara lain:insufficient benefits, high price, dan poor ad copy.
4. Low Intentions,
artinya niat konsumen untuk membeli masih sangat rendah. Fenomena ini biasanya
disebabkan oleh lemahnya positioning dari produk. Faktor penyebabnya antara lain: rendahnya produk uji coba (tester) oleh konsumen atau konsumen merasa bahwa resiko pemakaian produk tersebut terlalu tinggi.
5. Low Purchase
Level, artinya tingkat pembelian oleh target konsumen sangat rendah. Fenomena ini biasanya disebabkan masalah distribusi dan in ? store promotion. Faktor penyebabnya antara lain: tidak
tersedianya produk di pasar, sulit untuk mendapatkan produk di toko atau di
supermarket pada saat konsumen hendak membeli dan pelayanan in ? store yang kurang memadai.
Apakah kita sudah puas dengan Awareness konsumen yang tinggi terutama pada tingkat Top OF Mind? Menurut saya, sebagai pemasar, kita seharusnya belum saatnya untuk berpuas diri, karena proses keputusan pembelian belum selesaiharapan kita adalah high level of purchase.Pangsa pikiran (Mind Share) konsumen setiap hari terus tergerus oleh iklan yang ditayangkan oleh kompetitor, apabila kita lengah sedikit, ketika konsumen berada di toko dan melihat iklan dari kompetitor, proses keputusan pembeliannya dapat diubah pada merek milik kompetitor, bukan merek yang kita pasarkan.
Bagaimana menurut rekan???
dikutip dari argumen yanuar firmansyah (MC-ers)
I LOVE YOU 21.10